Ungkap Seorang Arif
Memang suatu hal yang sulit dimengerti bahkan suatu hal yang sangat aneh jika anda:
Mengetahui-Nya kemudian tidak mencintai-Nya, atau
Memang suatu hal yang sulit dimengerti bahkan suatu hal yang sangat aneh jika anda:
Mengetahui-Nya kemudian tidak mencintai-Nya, atau
Diposting oleh
GJ
di
10:33 AM
Kau ambil sedih untuk menyenangkan yang lain
Kau ambil luka untuk menyembuhkan yang lain
Kau ambil sakit untuk menyehatkan yang lain
Kau ambil sengsara untuk membahagiakan yang lain
Diposting oleh
GJ
di
10:19 AM
Senyum simpul mengembang di bibir indah nya
Menandakan kepuasan
Saat ini sang gadis sedang memandangi pantulan dirinya
Dari cermin yang begitu indah
Dia berputar-putar untuk melihat betapa cantik dirinya
Rasa bangga meliputi hatinya
Dipanggilnya orang-orang untuk melihat kecantikannya
Sekedar memastikan bahwa ia memang cantik
Namun saat ia perhatikan cermin itu lebih seksama
Didapatinya ada bagian yang luput dari perhatiannya
Diperiksa, di raba olehnya bagian itu
Terdapat bagian yang terkelupas di ujung cermin itu
Ditarik sedikit demi sedikit bagian tersebut
Dan betapa terkejutnya Sang Gadis Jelita….
Ternyata bagian yang terkelupas itu adalah sebuah lapisan
Lapisan Ilusi yang diciptakan Sang gadis jelita
Untuk menutupi pantulan realitas pada cermin dirinya
Betapa malu sang gadis saat menatap diri nya pada cermin
Inilkah diriku yang sebenarnya? tanya nya
Penuh dengan borok kepemilikan
Juga terdapat jerawat keegoisan
Bintik hitam kemunafikan
Kerutan keserakahan
Bahkan wajahnya terlihat ditutupi kusam kebodohan
Perlahan air mata kesadaran mengalir dari mata indah nya
Terasa manis
Bagai berjuta tetes penyesalan yang melubangi jiwa
Kini sang gadis jelita telah melihat pantulan diri dari cermin aslinya
Menyakitkan...
Namun kesadaran akan kenyataan membuat paras itu kini tak hanya jelita
Namun sekarang telah tampak bercahaya
Diposting oleh
GJ
di
10:15 AM
Segala Puji bagi-Mu
Wahai Pemilik Langit dan Bumi
Terima kasih…
Kau memberi ku rasa ngantuk
Sehingga aku dapat beristirahat dan tidur
Terima Kasih…
Kau memberiku rasa lapar
Sehingga aku bisa menikmati lezatnya makanan
Terima Kasih…
Kau memberiku rasa sakit
Sehingga aku lebih menghargai sehat
Terima Kasih…
Kau memberiku kesulitan
Sehingga aku bisa bersabar
Terima Kasih…
Kau memberiku rasa takut
Sehingga aku tahu pada siapa harus berpasrah
Terima Kasih…
Kau memberiku berbagai ujian
Sehingga aku bisa belajar
Terima Kasih…
Kau adakan perpisahan
Sehingga aku berusaha dalam setiap pertemuan penuh dengan kebaikan
Terima Kasih…
Kau hadir kan rasa marah
Sehingga aku tahu kebaikan dari ketenangan
Terima Kasih…
Kau beri aku kesusahan
Seningga aku dapat menikmati kesenangan
Terima Kasih…
Kau hadirkan kematian
Sehingga ku dapat berjumpa dengan-Mu
Maha Sempurna Engkau dalam kesempurnaan
Hanya Dengan mengingat-Mu hati menjadi tenang
Aku hanya dapat berkata ”Thanks God…”
Diposting oleh
GJ
di
9:55 AM
Saat ini musafir sedang berada di tempat peristirahatannya. Sambil mengumpulkan bekal untuk perjalanan yang seterusnya. Dia memperkirakan berapa banyak bekal yang harus dipersiapkan dan bekal apa saja yang akan di bawa hingga ia bisa sampai kepada tujuan perjalanannya dengan selamat.
Diposting oleh
GJ
di
9:50 AM
Malam ini pikiranku dipenuhi oleh diri-Mu. Tapi tak ada satupun yang bisa menggambarkan-Mu. Pikiranku kacau, kucoba untuk menenangkannya agar dia dapat mencapai-Mu. Saat aku memikirkan-Mu, pikiranku hanya sampai kepada kesempurnaan ciptaan-Mu.
Diposting oleh
GJ
di
9:45 AM
Entah mengapa Kau begitu menggoda jiwa…
Tiba-tiba kesadaranku ingin menemukan-Mu..
Mengenal-Mu…
Mengetahui arti Kau bagiku…
Bimbing aku untuk mencapai kesadaran
Seringnya jiwa gelisahSeringnya jiwa gundah
Seringnya jiwa kehilangan arah
Seringnya jiwa tak mengenali hakikatnya
Ternyata jiwa tidak berada dalam kesadaran
Engkau hanya bisa di sentuh oleh tangan kesadaran
Engkau hanya bisa di lihat oleh mata kesadaran
Engkau hanya bisa di dengar oleh telinga kesadaran
Engkau hanya bisa dikenali dalam kesadaran
Ajari aku untuk mencapai KESADARAN
Diposting oleh
GJ
di
9:39 AM
Ku buka lebar telingan jiwa
Kutahan kedip mata jiwa
Ku hirup dalam aroma jiwa
Biar jiwa dapat mendengar, melihat, menghirup hakikat-Nya
Kekasih…
Saat Kau berbisik lembut di telingaku
Ku acuhkan suara-Mu
Kekasih…
Saat Kau lantang memanggilku
Ku tutup kedua telingaku
Bukan salah-Mu bila aku jatuh
Bukan juga karena Kau benci aku
Ternyata jiwa belum mampu
Untuk dapat mengenali diri-Mu
Kekasih…bisikanlah kepadaku
Kekasih…teriakanlah kepadaku
Kekasih…pandanglah aku
Kekasih…ciumilah aku
Agar jiwa kembali kepada sadar yang hakiki
Sehingga ia bisa jujur menilai diri
Diposting oleh
GJ
di
9:33 AM
Kau katakan aku memaksa perahu naik kedaratan
Padahal untuk mendayung saja aku tak bisa...
Bukankah kau sang nahkoda?
Aku menuruti apapun perintahmu...
Apa salah bila aku memain-mainkan tanganku di air?
Aku tak tahu jika itu menyebabkan perahu naik kedaratan...
Mengapa tak kau ajari saja aku mendayung perahu?
Agar aku tahu harus kemana kugerakkan tanganku...
Aku sanggup menerima teriakanmu...
Tapi aku binggung jika kau diam padaku...
Sang Nahkoda...
Ajari aku!
Aku yakin sang perahu akan berlayar kemanapun kau mau...
Diposting oleh
GJ
di
9:25 AM